Gerakan tutup mulut (GTM) adalah gangguan makan (feeding disorder) yang bermakna sama dengan picky eating. Masalah ini berat bagi para ibu, termasuk saya. Beratnya, saya tidak pernah terbayang sama sekali masalah GTM ini. Bayangan saya, semua aktifitas MPASI nantinya akan sangat menyenangkan, bayi lahap makan. Sebelum MPASI dimulai, saya sudah mempersiapkan semuanya termasuk menyusun menu MPASI. Sudah terbayang betapa serunya aktifitas MPASI ini nantinya. Saya menyuapi puree, bayi makan lahap dan puree habis tanpa sisa.
freepik |
Ternyata, semua tidak semudah itu.
Ada kalanya bayi mogok makan, sama sekali tidak mau membuka mulutnya. Jujur
saja, masalah GTM ini menyita waktu dan pikiran saya. Hal ini sungguh membuat
saya berpikir keras bagaimana caranya bayi mau makan lagi. Saya merasa khawatir
kalau tidak makan,
pasti asupan gizinya tidak terpenuhi, bayi akan kurus, rentan sakit, gagal
tumbuh (stunted) dan mempengaruhi
perkembangan kognisinya.
Pertama kali yang saya lakukan untuk mengatasi GTM ini adalah mencari tahu penyebab bayi saya mogok makan dan mencari solusinya. Biasanya beberapa penyebab yang membuat bayi (termasuk bayi saya) melakukan GTM yaitu:
1. Bayi belum terbiasa dengan MPASI
Saya ingat sekali pertama kali bayi saya MPASI. Suapan pertama puree ke
mulutnya membuatnya mengernyit. Mungkin ia bingung ini apa dan harus diapakan.
Sambil menyuapi biasaya saya menirukan gerakan membuka mulut saat sendok masuk.
Setelah itu saya mencontohkan gaya mengunyah lalu menelan. Lama-lama bayi saya
menirukannya.
Apa semudah itu praktiknya? Tentu tidak. MPASI ini adalah kegiatan baru bagi bayi. Selama 6 bulan ini ia menghisap, lalu tiba-tiba belajar mengunyah. Semua butuh proses. Jangan membebani atau memaksanya menghabiskan makanannya pada awal MPASI. Biarkan bayi bertahap berkenalan dengan MPASI. Jika dari awal MPASI sudah dipaksa untuk menghabiskan semangkuk puree, dikhawatirkan bayi akan trauma makan dan akan GTM seterusnya. Tingkatkan secara bertahap jumlah MPASInya.
2. Bayi belum lapar
Saya selalu mengatur jadwal makan bayi dengan baik. Pukul 08.00 wib sarapan, pukul 10.00 wib makanan selingan
atau ASI. Pukul 12.00 wib makan siang, Pukul 15.00 wib makanan selingan atau
ASI, pukul 18.00 wib makan malam dan pukul 19.00 ke atas ASI semau bayi. Hal
ini saya lakukan untuk membuatnya merasa lapar.
Apakah jadwal tersebut selalu teratur? Seharusnya iya, tetapi beberapa kali jadwal ini rusak karena bayi kekenyangan minum ASI. Kadang juga kebanyakan makan selingan. Hasilnya, ketika jam makan besar bayi masih kenyang dan sama sekali tidak mau membuka mulut.
3. Bayi sedang tidak nyaman
Biasanya sebelum jam makan tiba,
saya selalu mengecek popoknya. Jika popoknya penuh, maka saya ganti dulu. Usahakan
lingkungan makannya bersahabat. Atur posisi makannya. Jangan sampai ruangannya
sangat panas, misalnya makan di teras saat matahari terik. Hindari juga mainan
saat bayi sedang makan karena dapat mengganggu fokusnya.
Saya juga sering menunda memberi MPASI jika bayi saya mengantuk pada jam makan. Saya memilih membiarkannya tidur dulu agar makannya nanti semangat dan lahap. Cek juga apakah bayi sedang sakit, misalnya flu. Jika sedang sakit, maka sering juga menghambat nafsu makannya dan membuat bayi GTM.
4. Bayi sedang tumbuh gigi dan sariawan.
Saya sering mengecek seluruh keadaan mulut bayi saya saat ia mogok makan. Apakah ada gigi yang sedang tumbuh maupun sariawan. Saya yang dewasa saja jika sedang sakit gigi maupun sariawan pasti susah untuk mengunyah dan akhirnya malas untuk makan.
Penyebab GTM paling sering terjadi
pada bayi saya adalah saat tumbuh gigi. Saat ini terjadi, biasanya saya
memberinya finger food saat makan. Finger food yang saya berikan adalah
sayuran kukus yang lunak dan lumat di mulut, misalnya labu siam kukus dan tahu
kukus.
Finger food juga harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan bayi saat makan supaya bayi tidak tersedak. Fungsi finger food saat bayi sedang tumbuh gigi adalah membantu memijat gusinya yang gatal/sakit saat proses mengunyah. Saya memberi kesempatan bayi saya memegang finger foodnya sambil saya suapi puree-nya.
5. Bayi ingin makan sendiri
Mulai usia 7 bulan saya memperhatikan bayi saya mulai tertarik untuk makan sendiri. Saya pernah mencoba tetap menyuapinya, tetapi ia menolak. Akhirnya saya biarkan ia makan puree-nya sendiri.
dokumen pribadi |
Berantakan? Jelas. bayi cerdik ini kesulitan menjimpit puree-nya
dengan tangan. Cara yang ia lakukan untuk memakan puree-nya adalah mengangkat mangkuk dan menempelkan ke mulutnya.
Alhasil, semua puree berceceran. Hahaha.. Saya jadi nostalgia
mengingat masa-masa bayi saya MPASI. Untung saya sempat mengabadikan fotonya saat awal MPASI. Lucu sekali.
dokumen pribadi |
Memberi kesempatan bayi makan
sendiri dapat melatih kemandirian, memperlancar koordinasi mata dan tangan
serta meningkatkan rasa percaya diri.
Namun, terkadang saya tidak sabar
dan kesal melihat makanannya tumpah belepotan. Merasa berat untuk
membereskannya nanti, apalagi saya tidak punya asisten. Persiapan utama pada
kegiatan ini adalah mengumpulkan kesabaran tanpa batas. Ini wajib.
Tips dan trik lainnya saat memberi kesempatan bayi makan sendiri berdasarkan pengalaman saya adalah
- Alasi lantai dengan koran atau plastik lebar. Jadi, saya tidak repot lagi membersihkan puree yang tumpah ke lantai. Cukup bungkus alasnya lalu buang, beres.
- Gunakan bib/celemek silikon yang mudah dibersihkan. Pilih yang bagian bawahnya melengkung untuk wadah tetesan makanan. Tidak perlu repot mencuci bib/celemek setelah bayi makan. Tinggal diguyur air dengan sabun sudah bersih, tidak perlu dikucek.
- Siapkan ekstra makanan karena saat bayi makan sendiri belum tentu semua gizinya masuk. Banyak sekali makanan yang berceceran. Di sela ia makan sendiri, saya bisanya sesekali menyuapinya dengan sendok.
6. Bayi bosan dengan menu MPASI-nya
Jujur saja saya seringkali bingung
memikirkan menu MPASI untuk bayi saya. Saya merasa kurang variatif dalam
menyusun menu MPASI. Setelah saya amati, masalah ini juga pemicu bayi saya GTM.
Inilah tantangan terbesar saya. Saat bayi saya mulai GTM, biasanya saya
mengubah tampilan makanannya. Tekstur tetap saya sesuaikan dengan usianya, saat
itu masih 7,5 bulan.
Ini menu favorit/andalan saya saat bayi saya GTM. Di dalam menu ini mengandung menu 4 bintang/menu 4 kuadran.
Sayuran dan protein bisa diganti sesuai selera. Takaran juga bisa disesuaikan
menurut kebutuhan.
Resep MPASI anti GTM |
Resep MPASI anti GTM |
Resep MPASI anti GTM |
Resep MPASI anti GTM |
Resep MPASI anti GTM |
Resep MPASI anti GTM |
Resep MPASI anti GTM |
Resep MPASI anti GTM |
Resep MPASI anti GTM |
Resep bola kentang MPASI ini bisa untuk 2 penyajian yang berbeda. Satu digoreng dengan tepung roti, satu lagi langsung disajikan setelah dibentuk lonjong. Sesuaikan saja dengan usia dan kemampuan bayi makan. Resep ini bisa 3 kali makan untuk bayi. Boleh juga jika ingin coba setengah atau seperempat resep dulu untuk porsi kecil bayi. Inspirasi menu MPASI seperti ini sering saya cari di Yummy App. Banyak sekali resep yang saya dapatkan dari aplikasi tersebut. Masak tiap hari jadi terasa mudah, terutama saat anak-anak mulai GTM.
Aplikasi Yummy App bisa diunduh di sini (google play dan app store). Jangan lupa masukkan kode referral: rizki-kusumadewi saat mulai membuat akun.
Bersyukur sekali, resep-resep yang bentuknya mirip snack tetapi isinya mengandung banyak gizi ini cocok sebagai solusi anak saya saat GTM. Selain mengubah bentuk makanannya, saya juga membeli beberapa piring dan sendok lucu. Harapannya, dapat menggugah selera makannya. Tampilan makanan pun jadi lebih lucu dan menggiurkan.
dokumen pribadi: resep MPASI anti GTM |
Seiring berjalannya waktu dan anak
mulai bisa diajak diskusi, saat GTM melanda saya selalu bertanya apa yang ingin
ia makan. Ia akan menyebutkan makanan yang diinginkan.
dokumen pribadi |
Sesekali kami pun
memasak bersama. Banyak sekali manfaat mengajak anak memasak bersama, antara
lain:
- Mengembangkan motorik anak pada saat proses menuang
bahan-bahan ke wadah dan mengaduk bahan.
- Menumbuhkan rasa percaya diri karena diberi kesempatan
untuk memilih dan membuat makanannya sendiri.
- Melatih memori pada proses mengingat nama-nama bahan
makanan dan alat-alat masak. Juga pada proses memasak, mulai dari
persiapan bahan hingga makanan matang.
- Melatih bahasa pada proses menyebutkan nama-nama bahan
dan peralatan masak.
- Lebih lahap ketika makan karena anak puas dan bangga atas makanan buatan sendiri.
Anak saya senang sekali memasak, meskipun masih belepotan dan tetap harus dipandu. Saya belum membiarkan anak memegang alat masak yang berbahaya dan berarus listrik. Saat ini saya baru memperbolehkan membantu mengaduk dan menuang. Adiknya juga tidak mau kalah, ikut memasak juga.
dokumen pribadi |
Jadi, dari cerita saya di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua dapat mencegah GTM dengan cara melatih perilaku makan yang benar pada anak:
- Atur jadwal makan, 3x makan utama dan 2x makanan
selingan (snack). Susu diberikan
2-3 kali sehari 500-600ml/ hari. Berikan minuman hanya air putih di antara
waktu makan.
- Batasi waktu makan. Tidak boleh lebih dari 30 menit.
Bila anak menunjukkan gelaja tidak mau makan, tawarkan kembali makanan
tanpa memaksa dan marah-marah. Bila setelah 15 menit anak tetap tidak mau
makan, akhiri proses makannya. Biarkan anak mengenali rasa lapar dan
kenyangnya sendiri.
- Buat lingkungan yang menyenangkan dan nyaman untuk
makan (termasuk susunan variasi menu dan bentuk makanan).
- Beri kesempatan anak untuk
makan sendiri dan membuat makanannya sendiri untuk anak yang usianya lebih
besar.
Saya sudah share pengalaman tentang MPASI anti GTM. Apakah ibu-ibu jadi makin semangat untuk mengatasi GTM para anak? Ada yang punya pengalaman seru tentang GTM? Share, yuk!