oleh Rizki Kusumadewi Saputri,M.Psi.,Psikolog tentang apa yang saya lihat, dengar dan rasakan. Psikologi, Parenting, Resep Masakan dan Semua Tentang Wanita

Senin, 22 Juni 2020

,

Gerakan tutup mulut (GTM) adalah gangguan makan (feeding disorder) yang bermakna sama dengan picky eating. Masalah ini berat bagi para ibu, termasuk saya. Beratnya, saya tidak pernah terbayang sama sekali masalah GTM ini. Bayangan saya, semua aktifitas MPASI nantinya akan sangat menyenangkan, bayi lahap makan. Sebelum MPASI dimulai, saya sudah mempersiapkan semuanya termasuk menyusun menu MPASI. Sudah terbayang betapa serunya aktifitas MPASI ini nantinya. Saya menyuapi puree, bayi makan lahap dan puree habis tanpa sisa. 


freepik


Ternyata, semua tidak semudah itu. Ada kalanya bayi mogok makan, sama sekali tidak mau membuka mulutnya. Jujur saja, masalah GTM ini menyita waktu dan pikiran saya. Hal ini sungguh membuat saya berpikir keras bagaimana caranya bayi mau makan lagi. Saya merasa khawatir kalau tidak makan, pasti asupan gizinya tidak terpenuhi, bayi akan kurus, rentan sakit, gagal tumbuh (stunted) dan mempengaruhi perkembangan kognisinya.

Pertama kali yang saya lakukan untuk mengatasi GTM ini adalah mencari tahu penyebab bayi saya mogok makan dan mencari solusinya. Biasanya beberapa penyebab yang membuat bayi (termasuk bayi saya) melakukan GTM yaitu:


1. Bayi belum terbiasa dengan MPASI 

Saya ingat sekali pertama kali bayi saya MPASI. Suapan pertama puree ke mulutnya membuatnya mengernyit. Mungkin ia bingung ini apa dan harus diapakan. Sambil menyuapi biasaya saya menirukan gerakan membuka mulut saat sendok masuk. Setelah itu saya mencontohkan gaya mengunyah lalu menelan. Lama-lama bayi saya menirukannya.

 

Apa semudah itu praktiknya? Tentu tidak. MPASI ini adalah kegiatan baru bagi bayi. Selama 6 bulan ini ia menghisap, lalu tiba-tiba belajar mengunyah. Semua butuh proses. Jangan membebani atau memaksanya menghabiskan makanannya pada awal MPASI. Biarkan bayi bertahap berkenalan dengan MPASI. Jika dari awal MPASI sudah dipaksa untuk menghabiskan semangkuk puree, dikhawatirkan bayi akan trauma makan dan akan GTM seterusnya. Tingkatkan secara bertahap jumlah MPASInya.


2. Bayi belum lapar

Saya selalu mengatur jadwal makan bayi dengan baik. Pukul 08.00 wib sarapan, pukul 10.00 wib makanan selingan atau ASI. Pukul 12.00 wib makan siang, Pukul 15.00 wib makanan selingan atau ASI, pukul 18.00 wib makan malam dan pukul 19.00 ke atas ASI semau bayi. Hal ini saya lakukan untuk membuatnya merasa lapar.

 

Apakah jadwal tersebut selalu teratur? Seharusnya iya, tetapi beberapa kali jadwal ini rusak karena bayi kekenyangan minum ASI. Kadang juga kebanyakan makan selingan. Hasilnya, ketika jam makan besar bayi masih kenyang dan sama sekali tidak mau membuka mulut.


3. Bayi sedang tidak nyaman

Biasanya sebelum jam makan tiba, saya selalu mengecek popoknya. Jika popoknya penuh, maka saya ganti dulu. Usahakan lingkungan makannya bersahabat. Atur posisi makannya. Jangan sampai ruangannya sangat panas, misalnya makan di teras saat matahari terik. Hindari juga mainan saat bayi sedang makan karena dapat mengganggu fokusnya.

 

Saya juga sering menunda memberi MPASI jika bayi saya mengantuk pada jam makan. Saya memilih membiarkannya tidur dulu agar makannya nanti semangat dan lahap. Cek juga apakah bayi sedang sakit, misalnya flu. Jika sedang sakit, maka sering juga menghambat nafsu makannya dan membuat bayi GTM.


4. Bayi sedang tumbuh gigi dan sariawan.

Saya sering mengecek seluruh keadaan mulut bayi saya saat ia mogok makan. Apakah ada gigi yang sedang tumbuh maupun sariawan. Saya yang dewasa saja jika sedang sakit gigi maupun sariawan pasti susah untuk mengunyah dan akhirnya malas untuk makan.


Penyebab GTM paling sering terjadi pada bayi saya adalah saat tumbuh gigi. Saat ini terjadi, biasanya saya memberinya finger food saat makan. Finger food yang saya berikan adalah sayuran kukus yang lunak dan lumat di mulut, misalnya labu siam kukus dan tahu kukus.


Finger food juga harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan bayi saat makan supaya bayi tidak tersedak. Fungsi finger food saat bayi sedang tumbuh gigi adalah membantu memijat gusinya yang gatal/sakit saat proses mengunyah. Saya memberi kesempatan bayi saya memegang finger foodnya sambil saya suapi puree-nya.


5. Bayi ingin makan sendiri

Mulai usia 7 bulan saya memperhatikan bayi saya mulai tertarik untuk makan sendiri. Saya pernah mencoba tetap menyuapinya, tetapi ia menolak. Akhirnya saya biarkan ia makan puree-nya sendiri.


dokumen pribadi


Berantakan? Jelas. bayi cerdik ini kesulitan menjimpit puree-nya dengan tangan. Cara yang ia lakukan untuk memakan puree-nya adalah mengangkat mangkuk dan menempelkan ke mulutnya. Alhasil, semua puree berceceran.
Hahaha.. Saya jadi nostalgia mengingat masa-masa bayi saya MPASI. Untung saya sempat mengabadikan fotonya saat awal MPASI. Lucu sekali. 


dokumen pribadi


Memberi kesempatan bayi makan sendiri dapat melatih kemandirian, memperlancar koordinasi mata dan tangan serta meningkatkan rasa percaya diri.

 

Namun, terkadang saya tidak sabar dan kesal melihat makanannya tumpah belepotan. Merasa berat untuk membereskannya nanti, apalagi saya tidak punya asisten. Persiapan utama pada kegiatan ini adalah mengumpulkan kesabaran tanpa batas. Ini wajib.

 

Tips dan trik lainnya saat memberi kesempatan bayi makan sendiri berdasarkan pengalaman saya adalah

 Alasi lantai dengan koran atau plastik lebar. Jadi, saya tidak repot lagi membersihkan puree yang tumpah ke lantai. Cukup bungkus alasnya lalu buang, beres.

- Gunakan bib/celemek silikon yang mudah dibersihkan. Pilih yang bagian bawahnya melengkung untuk wadah tetesan makanan. Tidak perlu repot mencuci bib/celemek setelah bayi makan. Tinggal diguyur air dengan sabun sudah bersih, tidak perlu dikucek.

- Siapkan ekstra makanan karena saat bayi makan sendiri belum tentu semua gizinya masuk. Banyak sekali makanan yang berceceran. Di sela ia makan sendiri, saya bisanya sesekali menyuapinya dengan sendok.


6. Bayi bosan dengan menu MPASI-nya

Jujur saja saya seringkali bingung memikirkan menu MPASI untuk bayi saya. Saya merasa kurang variatif dalam menyusun menu MPASI. Setelah saya amati, masalah ini juga pemicu bayi saya GTM. Inilah tantangan terbesar saya. Saat bayi saya mulai GTM, biasanya saya mengubah tampilan makanannya. Tekstur tetap saya sesuaikan dengan usianya, saat itu masih 7,5 bulan.

 

Ini menu favorit/andalan saya saat bayi saya GTM. Di dalam menu ini mengandung menu 4 bintang/menu 4 kuadran. Sayuran dan protein bisa diganti sesuai selera. Takaran juga bisa disesuaikan menurut kebutuhan.

 

BOLA KENTANG MPASI

Resep MPASI anti GTM

Bahan utama:

100 gram kentang
50 gram labu siam
80 gram daging ayam giling
30 gram keju
 
Bahan tambahan (opsional):
Secukupnya minyak untuk menggoreng
1 butir telur
Secukupnya tepung roti
Secukupnya garam, merica bubuk dan pala bubuk

 

Resep MPASI anti GTM

1.      Cuci bersih semua bahan kemudian potong-potong. Kukus kentang, labu siam, dan ayam giling hingga matang.

Resep MPASI anti GTM

2.      Lumatkan kentang dan labu siam dengan garpu hingga halus. Campur dengan parutan keju dan ayam giling

Resep MPASI anti GTM

3.      Aduk rata kemudian bentuk lonjong agar mudah dipegang bayi.

Resep MPASI anti GTM

Tahap ini, menu MPASI sudah siap dinikmati bayi. Teksturnya memang lembek dan lengket di tangan karena labu siam mengandung air. Jika ingin tekstur lebih kering dan padat, labu siam bisa diganti dengan wortel atau brokoli. Namun, tekstur lembek ini justru cocok untuk bayi yang baru belajar mengunyah, sehingga cocok untuk bayi 7 bulan yang sedang mogok makan.

Resep MPASI anti GTM

4.      Saat usia bayi lebih besar, campuran kentang, ayam giling, labu siam dan keju tadi bisa ditambahkan garam, merica bubuk dan pala bubuk. Aduk rata, kemudian bentuk bola-bola. Celupkan bola-bola kentang tadi ke dalam kocokan telur.

Resep MPASI anti GTM

5. Gulingkan bola-bola kentang tadi ke tepung roti. 

Resep MPASI anti GTM

Usahakan semua bagian terbalut tepung roti.

Resep MPASI anti GTM

6. Goreng hingga matang. Angkat dan tiriskan. Sajikan saat sudah tidak panas ya.

Resep MPASI anti GTM

7. Teksturnya kriuk/garing di luar dan super lembut di dalam. Serius, saya juga suka ngemil ini. Menu favorit saya juga ini, yummy!


Resep bola kentang MPASI ini bisa untuk 2 penyajian yang berbeda. Satu digoreng dengan tepung roti, satu lagi langsung disajikan setelah dibentuk lonjong. Sesuaikan saja dengan usia dan kemampuan bayi makan. Resep ini bisa 3 kali makan untuk bayi. Boleh juga jika ingin coba setengah atau seperempat resep dulu untuk porsi kecil bayi. Inspirasi menu MPASI seperti ini sering saya cari di Yummy App. Banyak sekali resep yang saya dapatkan dari aplikasi tersebut. Masak tiap hari jadi terasa mudah, terutama saat anak-anak mulai GTM.



Aplikasi Yummy App bisa diunduh di  sini (google play dan app store). Jangan lupa masukkan kode referral: rizki-kusumadewi saat mulai membuat akun.


Bersyukur sekali, resep-resep yang bentuknya mirip snack tetapi isinya mengandung banyak gizi ini cocok sebagai solusi anak saya saat GTM. Selain mengubah bentuk makanannya, saya juga membeli beberapa piring dan sendok lucu. Harapannya, dapat menggugah selera makannya. Tampilan makanan pun jadi lebih lucu dan menggiurkan.


dokumen pribadi: resep MPASI anti GTM


Seiring berjalannya waktu dan anak mulai bisa diajak diskusi, saat GTM melanda saya selalu bertanya apa yang ingin ia makan. Ia akan menyebutkan makanan yang diinginkan. 


dokumen pribadi


Sesekali kami pun memasak bersama. Banyak sekali manfaat mengajak anak memasak bersama, antara lain:

  • Mengembangkan motorik anak pada saat proses menuang bahan-bahan ke wadah dan mengaduk bahan.
  • Menumbuhkan rasa percaya diri karena diberi kesempatan untuk memilih dan membuat makanannya sendiri.
  • Melatih memori pada proses mengingat nama-nama bahan makanan dan alat-alat masak. Juga pada proses memasak, mulai dari persiapan bahan hingga makanan matang.
  • Melatih bahasa pada proses menyebutkan nama-nama bahan dan peralatan masak.
  • Lebih lahap ketika makan karena anak puas dan bangga atas makanan buatan sendiri.


dokumen pribadi


Anak saya senang sekali memasak, meskipun masih belepotan dan tetap harus dipandu. Saya belum membiarkan anak memegang alat masak yang berbahaya dan berarus listrik. Saat ini saya  baru memperbolehkan membantu mengaduk dan menuang. Adiknya juga tidak mau kalah, ikut memasak juga.


dokumen pribadi


Jadi, dari cerita saya di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua dapat mencegah GTM dengan cara melatih perilaku makan yang benar pada anak:

  • Atur jadwal makan, 3x makan utama dan 2x makanan selingan (snack). Susu diberikan 2-3 kali sehari 500-600ml/ hari. Berikan minuman hanya air putih di antara waktu makan.
  • Batasi waktu makan. Tidak boleh lebih dari 30 menit. Bila anak menunjukkan gelaja tidak mau makan, tawarkan kembali makanan tanpa memaksa dan marah-marah. Bila setelah 15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makannya. Biarkan anak mengenali rasa lapar dan kenyangnya sendiri.
  • Buat lingkungan yang menyenangkan dan nyaman untuk makan (termasuk susunan variasi menu dan bentuk makanan).
  • Beri kesempatan anak untuk makan sendiri dan membuat makanannya sendiri untuk anak yang usianya lebih besar.

Saya sudah share pengalaman tentang MPASI anti GTM. Apakah ibu-ibu jadi makin semangat untuk mengatasi GTM para anak? Ada yang punya pengalaman seru tentang GTM? Share, yuk!

 


Follow Us @pawonkulo