oleh Rizki Kusumadewi Saputri,M.Psi.,Psikolog tentang apa yang saya lihat, dengar dan rasakan. Psikologi, Parenting, Resep Masakan dan Semua Tentang Wanita

Jumat, 29 Maret 2013

,
Seorang wanita malam (W) sedang mengobrol serius dengan seorang lelaki Islami (L). Mereka berbicara masalah pernikahan mengenai masa depan dengan perbedaan pandangan :

W : "susah memang mencari lelaki baik sekarang ini"

L : "Siapa bilang? banyak kok"

W : "emang ada lelaki baik untuk wanita malam seperti aku?"

L : (tersenyum dan menatap wanita malam) "pasti ada, kalo memang kamu mau baik"

W : ".. makanya aku pingin punya suami yang taat agama. Bisa menjadi imam yang baik dan menuntun aku ke jalan yang lebih lurus. Apa bisa?"

L : "tentu bisa. Orang yang jahat sekalipun, pembunuh misalnya, tetap akan diampuni Allah"

W : "kalo aku apa akan diampuni? apa kalo aku sholat, sholatku akan diterima?"

L : "pasti diampuni, asal kamu benar meninggalkan duniamu dan lingkungannya. Sholatlah, masalah diterima atau tidak tetaplah sholat dan memohon ampun"

W : "tapi apa gak apa kamu dapet istri udah ga perawan, pernah berzinah dan sering ke diskotik?"

L : "aku sudah pernah bahas ini sebelumnya sama kamu kan, aku juga punya masa lalu. Aku juga ga sesuci yang kamu bayangkan. Terpentingnya adalah masa depankan?"

W : "tapi aku juga ga pake jilbab. Aku ga mau kalo pake jilbabnya harus yang besar-besar"

L : "jilbab itu wajib untuk wanita. Nanti pelan-pelan sambil jalan juga gak apa"

W : "kalo aku nikah sama kamu, apa aku juga ga dibolehin salaman sama lelaki lain dan boncengan sama lelaki lain selain kamu?"

L : (tersenyum) "aku tidak menuntutmu untuk jadi seperti aku. Nanti setelah kamu jadi istriku, aku akan mengajarkan bagaimana syariat islam seperti yang ingin kamu ketahui. Masalah kamu memahaminya dan  mau mengaplikasikannya seperti apa ya terserah kamu. Aku mau besama istri dan anakku meninggal masuk surga"

W : "tapi aku ga bisa terlalu fanatik seperti itu (maaf). Aku akan berjilbab, tapi ya seperti yang aku inginkan. Aku sudah dewasa, aku tau mana yang harus aku kenakan mana yang tidak. Aku juga tidak bisa kalo tiba-tiba harus anti salaman sama laki-laki"

L : "aku paham, aku sangat mengerti. Kamu tidak siap dengan perubahan itu. Makanya aku juga kan ngeliat dulu awal mulanya seperti apa. Kalo memang seperti kamu (maaf) memang butuh proses, ga bisa cepat alias instan kan untuk berubah? yang penting kamu sudah ada niat dan mau menikmati proses perubahan itu"

W : (terdiam) ".. aku takut, aku takut kamu bicara begini karna kita belum menikah. Aku takut nanti setelah kita menikah, kamu menyuruhku untuk tidak boleh bersalaman dengan laki-laki lain dan menjadikan aku sefanatik itu. Aku takut ketika nanti aku sudah menjadi istrimu, aku ga akan bisa ga patuh padamu"

L : (tersenyum) "... aku paham.. ketika kita menikah dengan latar belakang yang berbeda, pemahaman yang berbeda, maka pilihannya ada 2. Aku ikut kamu, atau kau ikut aku"

W : "jelas aku ikut kamu kan.. aku mau jadi baik, kamu imamku, tapi aku ga bisa kalo terlalu fanatik. Aku takut sama kamu.."

L : (tersenyum) "yakinlah.. aku tidak seperti itu. Memilihmu, berarti aku siap dengan segala keadaan. InsyAlloh semuanya akan baik. Karna kamu memang baik untukku"

W : (tersenyum) "Alhamdulillah.. terima kasih"

Selasa, 12 Maret 2013

,
Banyak hubungan pacaran yang sangat lama terjalin. Hal ini dilatarbelakangi dengan ketakutan akan perjalanan kedepan. Si cewek takut ga bisa hidup bahagia, si cowok takut ga bisa nafkahi. Bisa jadi mereka juga menunda pernikahan karena belum cukup uang untuk resepsi atau dua-duanya belum kerja, padahal udah siap buat menjalin rumah tangga. Nah, hubungan yang lama dan menunda pernikahan terkadang membuat suatu hubungan berakhir. Si cewek lalu dijodohkan dengan lelaki lain yang lebih siap untuk menikah, si cowok cuma gigit jari dan menyalahkan diri sendiri.. cintanya pergi diambil orang, ckckckck..

Sebenernya apa sih manfaat menikah itu? apakah hanya bisa dilaksanakan oleh orang yang siap lahir batin? apakah hanya untuk orang yang mapan dan berlimpah harta? lalu bagi kita yang sederhana dan menengah kebawah gimana? akan melajang seumur hidup, ooohhhh nooooo!!! Jangan sampe deh, guys! Manfaat menikah itu ada 5 kalo versi yang saya pernah baca lho ya, kalo ada yang tahu lebih dari 5 boleh dishare ke saya..

Pertama, dikaruniai anak (keturunan).

Kalo Anda diberi pertanyaan, "apa tujuanmu menikah?". Apa yang akan Anda jawab? Kalo pertanyaan itu tertuju pada saya, tanpa berpikir panjang saya akan menjawab, "pingin punya anak kembar". Yah, intinya memang pingin punya anak, punya keturunan. Melestarikan keturunan itu manfaatnya adalah mencari cinta Allah dengan berusaha mendapatkan keturunan demi melestarikan jenis mahkluk manusia, mencari cinta Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan memperbanyak keturunan, mencari keberkahan dengan doa anak saleh dan mencari syafaat dengan kematian anak kecil yang meninggal dunia sebelum orang tuanya.

Kedua, melindungi diri dari setan. 

Hal ini dilakukan untuk mengatasi hawa nafsu yang ga bisa dikontrol (meletup-letup), menjaga pandangan mata dan menjaga kehormatan. Dari pada pacaran lama-lama arahnya udah ga bener, pacaran udah melakukan hubungan suami-istri mendingan nikah sekalian, hehehehe.. Jadi lebih banyak punya kesempatan untuk mengeksplor hawa nafsu tanpa da larangan dari siapapun.

Ketiga, dapat menghibur dan memanjakan diri.

Dengan duduk bersantai memandang dan bercanda dengan anak dan istri dapat menyenangkan hati dan membangkitkan semangat untuk beribadah kepada Allah. Bercanda dengan istri termasuk istirahat yang sempurna karena dapat menghilangkan kesedihan dan menghibur diri. Ga percaya? Cobain deh..

Keempat, memberi keleluasaan hati dalam mengatur rumah tangga.

Memberi keleluasaan hati dalam mengatur rumah tangga itu misalnya meemasak, menyapu, mencuci dan menyediakan sarana-sarana kehidupan. Atu deh kesibukan dan waktu liburan bareng keluarga. Masak barengan sama istri dan anak-anak merupakan kebagahian tersendiri, puas aja rasanya (ngebayangin sambil senyum-senyum ini lho..).

Kelima, berjuang melatih diri.

Berjuang melatih diri dengan cara mengurus serta melaksanakan hak-hak istri, sabar mendidik ahklaknya, ikut menanggung penderitaannya, berusaha membimbingnya kejalan yang lurus, bekerja keras mencari rezeki yang khalal untuknya dan mendidik anak-anak. ini semua adalah tugas yang amat sangat mulia.

Buat apa menunda keinginan menikah kalo alasannya kemapanan, mapan itu kan beda tiap orang. Ga perlu kerja dengan gaji sebluan 10juta dulu baru nikahkan? Ketakukan akan kehidupan kedepan setelah menikah ga akan pernah hilang. Ketakutan itu yang bakal merusak semuanya,menjadi momok dan membuat Anda tidak akan pernah maju. Jalanin aja, walopun ga semudah membalikkan telapak tangan, guys!

Follow Us @pawonkulo