Tidak hanya toko, bahkan pelayanan di restoran ataupun maskapai penerbangan juga kurang memuaskan. Melihat pelayan restoran dan pramugari/ pramugara yang kurang ramah. Senyum saja dipaksakan, berasa tidak ikhlas. Mengucapkan salam kepada kita, "selamat datang" atau "terima kasih, selamat datang kembali". Coba dirasakan, hanya satu dua orang saja yang memberikan senyum dan sapaan ikhlas.
Tragis memang, orang-orang yang bekerja memberikan pelayanan terbaik belum optimal memberikan pelayanan terbaiknya untuk pelanggan. Apa dampak dari perusahaannya, jika karyawan yang seharusnya memberikan pelayanan yang memuaskan belum optimal melakukannya? Hal utama adalah kepuasan pelanggan belum pasti optimal.
Kepuasan pelanggan adalah suatu hal yang ingin dicapai seluruh organisasi/perusahaan. Salah satu langkah yang mendukung hal tersebut adalah keterampilan kerja karyawan yang berkaitan dengan kinerja sehingga akan memunculkan motivasi dalam diri individu untuk bekerja dengan hati. Hati merupakan kekuatan yang mampu meningkatkan potensi dan motivasi individu sehingga dalam menyikapi pekerjaan menjadi sesuatu yang nikmat dan menyenangkan sesuai dengan kebutuhan hati, semangat kerja keras, kecerdasan dalam bekerja, serta didukung dengan keikhlasan.
Mengatasi hal di atas, hendaknya para karyawan yang bertugas memberikan pelayanan diberikan pengetahuan atau keterampilan dalam memberikan pelayanan. Salah satu caranya dengan melakukan pelatihan SDM di masing-masing institusi sehingga tujuan dari pelayanan prima (service excellence) dapat terwujud dalam bentuk kepuasan pelanggan.
Service excellence adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan yang melebihi dari harapan pelanggan. Sentana (2006) dalam bukunya mengungkapkan mengenai acuan pelayanan yang disebut dengan “8 C” yaitu:
1.
Correct (ketepatan)
2.
Complete (kelengkapan)
3.
Concise
(kecepatan)
4.
Clean
(penampilan
yang bersih)
5.
Careful
(memberikan
perhatian)
6.
Charming
(sikap yng mempesona)
7.
Cheer
(menyambut dengan gembira)
8.
Chummy
(keakraban)
Aspek-aspek
tersebut kemudian dimodifikasi menjadi rumusan 5S dalam organisasi yang terdiri
atas Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun yang memiliki arti sebagai berikut:
1.
Senyum
Senyum tulus yang
terpancar dari wajah saat berbicara denngan orang lain akan menciptakan suasana
kenyamanan pada lawan bicara. Perasaan hati menjadi bahagia saat sebuah senyum
menghiasi wajah karena akan menampilkan keindahan inner beauty dari diri seseorang.
2.
Salam
Salam yang diucapkan
dengan ketulusan mampu mencairkan suasana yang tegang dan kaku. Bila salam
diikuti dengan suara yang lembut dan bersahabat dapat menjadi awal
persaudaraan.
3.
Sapa
Sapaan yang ramah, halus
dan menyenangkan jika diberikan dengan tulus maka akan membuat orang lain
merasa diperhatikan dan dihargai serta dapat membuat suasana menjadi akrab dan
hangat.
4.
Sopan
Sopan dapat meliputi
tertib tingkah laku, menjaga tutur kata, penampilan, dan budi bahasanya ketika
berinteraksi dengan orang lain.
5.
Santun
Santun memiliki arti
halus dan baik (budi bahasa dan tingkah laku), sopan, sabar dan tenang,
memiliki rasa belas kasihan, jiwa penolong, memperhatikan kepentingan orang
lain serta meringankan kesusahan orang lain.
dengan memberi program service excellence kepada karyawan yang bertugas memberikan pelayanan, diharapkan kepuasan pelanggan tetap terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar